Posts

Halo 2024

 Hehehe, seneng banget dapet kabar baik dari temen-temenku yang makin sukses. Seneng banget liat orang-orang bertumbuh dan berkembang! Hehehe, seneng banget aku juga bisa jadi kaya sekarang! Hehehe, aku masih punya mimpi buat tahun depan! Bisa ga ya? HARUS BISA YA ARA, Kamu harus kejar sejauh apapun itu mimpi kamu!

Omong Kosong Jilid 1

  Ada sebagian dari diriku yang pernah hilang, larut, dan tenggelam, dalam sebuah lautan. Ketika kamu terombang ambing dan mengapung mengikuti ombak, aku rasa kemungkinan selamat ada sangat banyak. Namun, tidak, Ketika kamu jatuh dan menuju dasar lautan. Ketika yang kamu lihat kanan kirimu adalah perairan yang terus melaju ke semakin dalam. Dunia ini terasa melambat, terasa lama, terasa mencabik. Dan aku pernah di sana, kawan. Aku pernah.   Saat itu, aku pikir cahaya tak akan lagi pernah aku rasakan. Hangat takkan pernah lagi dating dan memelukku. Yang kuingat hanya, rasa takut, bingung, dan kemudian Bersatu menjadi kehancuran. Jika aku membuka mataku tidak ada warna setitik pun, dan Ketika aku terpejam, aku takut, aku takkan pernah bisa membukanya lagi. Dan setiap waktu yang berjalan terasa amat sangat menyakitkan. Kita berjalan pada jembatan yang menuju kematian. Menuju kegelapan, dasar yang tak berujung. Dan kehampaan langit adalah sama dengan dirimu. Yang sepi, yang mati.   Saat it

Aku bercerita tentang si Ndut

 Setiap kisah cinta ternyata punya bahasanya sendiri. Pacarku, dia bukan seseorang yang cerewet sepertiku. Dia pendiam. Dia tenang. Kamu tahu danau? Aku melihatnya seperti danau. Di sekelilingnya burung burung yang menari bersama angin. Dan dedaunan yang berdesis, yang warnanya dipantulkan danau itu, hijau. Pacarku adalah pria yang lucu. Kadang. Selera tertawa kami tidak sama. Ia tertawa karena sebuah video game Dan aku? Aku hanya bertanya padanya, “Emang itu maksudnya apa, Yang?” Dia adalah yang terhangat dari yang paling hangat. Aku menyukai pelukannya. Menyukai senyumnya. Peluk dan senyumnya, dua duanya hangat. Ah, gila!   Malam, Ketika dia membisikkan bahwa dia mencintaiku tanpa aku minta Karena sejujurnya dia jarang sekali bilang itu. Aku merasa terbang. Merasa terbaaanggg yang teramaatt tinggiiii…. Merasa menyentuh awan dan menuju alam semesta yang tidak ada batasnya. Aku bertemu alien alien nakal yang menyetel music reggae, mereka menari bersamaku.

Biasanya

Biasanya yang ramai adalah koyak jalan jogja, dan beberapa kucing kawin Yang mengganggu malam. Biasanya, yang sepi adalah gang dingin yang keloknya lewati sungai kecil, dan warung makan cumi di sebelahnya. Biasanya, yang   berbisik adalah Langkah kaki bapak bapak kampung subuh yang menuju ke masjid sebelah Biasanya, yang lantas adalah rindu yang tak tersampaikan.

RINGKUK

  Sayang, pernah kau melihat rembulan yang sedang bulat bulatnya? atau langit biru yang bersahabat? Sayang, pernah kau mendengar seberapa ramai jalan kaliurang ini? atau suara Langkah kaki anak anak kampus yang menuju lantai tiga? Sayang, kau bilang padaku kau mencintaiku maka, kutunjukkan padamu soal duniaku.   Sayang, kau tau aku mencintaimu dan kamu adalah bagian dari ceritaku yang di malam panjang kudongengkan pada sujud dan Tuhanku, pada kertas dan catatanku, yang rasanya jangan pernah berakhir cerita ini karena aku menikmatinya karena aku selalu merindukannya.   Sayang, aku meringkuk pada malamku bukan karena sedih atau terbungkam Aku, berdebar Pada setiap kata yang kuucapkan di awal puisi ini Sayang, Itu perasaanku Padamu. Malam ini, Dua hari lagi, Selamanya.

Cerita Tapi-Tapi

Menanti senja, tadi, di atas balkon. Ditemani bisingnya motor lalu lalang, gaduh anak-anak bersepeda yang diserakan polisi. Sedangkan aku bersandar pada handrail menatap langit. Sedikit mendesah pelan, apakah hari ini langitku akan berwarna kelabu? Senja tidak menjawabnya, malah bermain petak umpet dan menampakan dirinya malu-malu di kaca jendela. Elok.  Apakah aku boleh ya mengharap jadi senja? Yang malu, menutup diri, tapi tetap cantik. Jendelanya terbuka satu, satunya tertutup. Apakah hatiku juga seperti itu kala itu? Menunggu seseorang namun tidak sepenuhnya. Aku menggoreskan penaku, tersenyum simpul di balik masker dari ayah. Seperti apa ya? Nanti? Memikirkan banyak kemungkinan yang terjadi, baik buruk, aku sedikit gugup. Goresanku tidak stabil, semakin melesat jauh dari garisnya, padahal aku menggunakan kacamata. Ingin rasanya aku menyoraki bapak becak di bawah balkon, yang mengayuh becaknya tanpa letih. Sekadar memberi semangat, yah, karena konon katanya, dengan begitu

Rampung

Untuk seseorang yang selalu menjadi inspirasiku, tokoh di balik puisi dan tulisanku, terima kasih.  Abu-abu adalah warna kita dari gulita diatas sepeda Pertemuan yang sederhana Malam memerah warna senja, kau bilang demi lihat ku kau datang Kau jerat perlahan, memeka kemudian mendung pun ikut dukung kita Kugores krayon dan kau mencari warna Aku rasa kisah kita disetujui semesta Sayang... kisah ini ternyata permainan sangkala Asing, hangat, dekap, cabut, siapa mereka? Setengah windu kau beri jawabnya Sayang... sakit...  apakah kau tak apa? Akhir ceritaku adalah tutur kata Ah, sayang, mengapa mendung ada di mata? Dimana gelap yang tadinya jingga? Sayang... sakit.. tapi tak apa Cintaku mati pada malam sepertiga