Kembali ke Pelukan
Ternyata, makna dipeluk itu luas—begitu luas hingga kadang terasa tak lagi erat. Seperti aku, yang perlahan melepaskan hijab, lalu tiba-tiba bekerja di tempat yang mewajibkan mengenakannya. Aku yang tak betah di sana, namun tetap bertanya dalam hati, “Apakah ini caramu, Tuhanku, untuk mengembalikan aku ke pelukan-Mu?” Atau seperti aku yang terus menerus dihantui pikiran, “Mungkin hubungan ini memang tak seharusnya diteruskan.” Setelah pertengkaran yang kesekian kali, karena dia… tak mau sholat. Dan ketika kami hampir bersatu kembali—karena kebodohanku… Hingga sesuatu terjadi. Sesuatu yang menyakitkan, sesuatu yang tak bisa dimaafkan. “Apakah ini caramu, Tuhan, untuk menyadarkanku?” Lalu aku mencoba membuka hati, perlahan-lahan, mencoba percaya lagi pada seseorang, sambil terus bertanya kepada-Mu di setiap langkahku. Sampai akhirnya, di momen yang begitu tepat, ketika aku berkata, “Setelah pulang dari Singapura, jika aku patah hati, aku akan resign.” Ternyata segalanya terungkap—tentang...