Kembali ke Pelukan

Ternyata, makna dipeluk itu luas—begitu luas hingga kadang terasa tak lagi erat. Seperti aku, yang perlahan melepaskan hijab, lalu tiba-tiba bekerja di tempat yang mewajibkan mengenakannya.


Aku yang tak betah di sana, namun tetap bertanya dalam hati,

“Apakah ini caramu, Tuhanku, untuk mengembalikan aku ke pelukan-Mu?”


Atau seperti aku yang terus menerus dihantui pikiran,

“Mungkin hubungan ini memang tak seharusnya diteruskan.”

Setelah pertengkaran yang kesekian kali, karena dia… tak mau sholat.


Dan ketika kami hampir bersatu kembali—karena kebodohanku…

Hingga sesuatu terjadi.

Sesuatu yang menyakitkan, sesuatu yang tak bisa dimaafkan.


“Apakah ini caramu, Tuhan, untuk menyadarkanku?”


Lalu aku mencoba membuka hati, perlahan-lahan,

mencoba percaya lagi pada seseorang,

sambil terus bertanya kepada-Mu di setiap langkahku.


Sampai akhirnya, di momen yang begitu tepat,

ketika aku berkata,

“Setelah pulang dari Singapura, jika aku patah hati, aku akan resign.”

Ternyata segalanya terungkap—tentang masa lalunya, tentang rahasia yang selama ini tersembunyi.


Lagi, aku bertanya,

“Apakah ini caramu, Tuhan?”


Dan saat aku melangkah terlalu jauh,

Selalu ada perasaan, selalu ada halangan,

seperti suara lirih yang berbisik,

“Jangan.”


Lalu, di tengah perjalanan ini, aku diberi proyek

yang menuntutku belajar kembali tentang agama,

memaksaku membaca, memahami, mengenal lebih dalam…


Mungkin ini pertanda bahwa aku tak boleh jauh-jauh dari-Mu.

Atau mungkin, doa-doa orang tuaku yang terus menjagaku.


Kini aku mengerti…


Makna kembali ke pelukan itu tak hanya luas,

tapi juga dalam.

Begitu dalam, hingga aku harus bertanya,

Sudah seberapa jauh aku melangkah,

hingga harus memutar balik—karena terlalu lama lupa untuk memeluk-Mu?

Comments

Popular posts from this blog

Evergreen

REVIEW FILM PENDEK AGUNG HAPSAH : Agen Resep Rahasia

Aku Ingin Bersyukur,