Hujan Dingin, Kamu juga Dingin

Hujan itu dingin, dan bagiku itu sudah biasa.
Kadang kalau hujan seperti ini, beberapa puzzle kenangan tentang kita kembali lagi teringat.
Mellow memang, tapi kalau sudah rindu, hatiku bisa apa?

Hujan itu, air jatuh dari langit, ada yang tersangkut di genting rumah, ada juga yang langsung ke tanah.
Sama kaya air mata, ada yang langsung hilang ada pula yang lama, nyangkut-nyangkut kwakwakwka
Tapi tuh, rindu kenapa demen banget datang saat hujan ya?
Aku udah berapa bulan ga berhubungan lagi sama kamu. Kangen tau. Bahkan mungkin aku udah mulai suka ke orang. Walaupun orang itu punya pacar sekarang.

Aku bingung, apa sih itu cinta?
Lalu kenapa bisa rindu? Rindu dan cinta apa hubungannya?
Kenapa aku rindu kamu padahal kamu engga rindu aku?
Terus aku harus apa?
Aku ga pernah maksa buat kamu jatuh hati ke aku. Dan aku mengerti kalau kamu suka ke orang lain.
Tapi, bisa nggak kita biasa biasa aja kaya dulu?
Kita tuh kaya roda, dan sekarang udah berputar 360 derajad. Kembali ke titik awal, dimana awalnya kita ga saling kenal, ga saling sapa. Dan kamu inget ga? Aku pernah foto bareng disaat kita masih asing.

Kalau beneran kaya roda, aku berharap kita kembali di titik kita dekat. Dan rodanya nyangkut batu apa apa gitu, biar ga muter lagi. Stay di titik itu. Kau dan aku.

Kalaupun takdir berkata lain, yah, mungkin saja Ara di masa depan bakalan ketawa baca ini.

"Ra, kamu masih 18 taun, dan masa depanmu masih panjang, percayalah akan banyak kejutan menarik dari Tuhan untukmu di masa yang akan datang."


-Pukul 3 di ruang TV seraya mendengar rintik hujan yang mengalir deras.

Comments

Popular posts from this blog

REVIEW FILM PENDEK AGUNG HAPSAH : Agen Resep Rahasia

Aku Ingin Bersyukur,

Omong Kosong Jilid 1