Suara dari arah peron dan segala bising orang-orang yang berjalan terburu buru mengejar kereta keberangkatannya, membuatku sedikit bingung, kira-kira dimana dia menjemputku? Dari kejauhan, senyumnya, yang selalu menyenangkan itu, sambil diilambaikan tangannya ke arahku. Dan sedikitnya, ah, tidak, banyaknya! Degup jantungku, mengiringi setiap inchi keramik Stasiun yang menjadi hitungan jarak antara kami. Bagaimana mungkin aku bisa melupakan tempat kita pertama kali saling menggenggam tangan? Dia dan senyumannnya tidak berubah, topinya, lucu banget?! Kok sekarang dia pake topi gitu, hahaha? Jika saja Omar Apollo dengan Evergreennya mengalun, mungkin saja aku sudah berlari ke arah dia, dan… umm.. sepertinya, aku tidak ingin memberi tahu apa yang akan kulakukan setelahnya. Rahasia, dong! Dan, dia menyambutku. Ah, bisa ya aku melihat senyum itu lagi, langsung? Aduh, kamu gak boleh sedih, ya! Kamu dan senyummu itu sepaket ekslusif dari kedua orang tua kamu buat dunia, buat Yogyakarta, a...
Dimulai dari adegan mobil vs snipper. Kemudian dilanjutkan dengan Agung di dalam mobil beserta beberapa rekannya yang berdarah darah. Kemungkinan besar mereka udah diserang duluan deh sama musuh. Dari goretan luka di mobil kayanya dicakar sama wolvrine ukuran gedhe deh. Disitu suasana tegang, ditambah dengan music yang mendukung serta gerakan kamera. Ya setidaknya dua hal itu membantu membangun atmosfir tegang. Tapi wait, ada yang mengganjal. Ketika kamera menjadi mode snipper kaya game game tembak tembak survival gitchu, sis nipper berada di sebelah kanan mobil, tapi pas dia nembak, tembakannya ada di kiri mobil. Entah aku yang terlalu kampungan buat tahu ada teknologi peluru memutar snipper atau emang Agung melakukan kesalahan di scene ini. Dilanjutkan ketika Agung akhirnya mengambil keputusan buat menyetir mobilnya. Dia melaju dengan cepat dan sis nipper ini ngikutin di belakangnya. Suasananya masih tegang. Musiknya juga mendukung. ...
Malam ini, aku berpikir banyak hal.. Ada yang berusaha mati matian untuk hidup, ada yang berusaha mati matian untuk mati. Ada yang menangis sekeras kerasnya untuk bahagia, ada yang tertawa sekeras kerasnya agar tidak sedih. Dunia ini lucu. Manusia itu lucu. Seseorang selalu bicara bahwa masalah yang dihadapinya adalah yang terberat, padahal, kami sama. Kami, manusia. Kami punya berat yang sama bagi kami. Manusia iri dengan manusia lain, padahal dia yang di irikan, juga mati matian menjadi orang lain. Kenapa sih susah sekali bersyukur? *** Ada suatu kisah, dari seorang laki laki yang bermimpi menjadi tentara. Ia lahir dari Rahim seorang perawat dan ayah seorang petani. Ibunya adalah visioner, walaupun sejatinya ia tidak tahu arti kata dari “visioner” sendiri, hahaha. Laki laki itu sekolah di SD sederhana di desanya. Menjadi nomer satu disana, dan masuk smp terbaik di kota. Waktu cepat kali berlalu, hingga saat ia sudah berhasil masuk SMA terbaik di...
Comments
Post a Comment