Dimulai dari adegan mobil vs snipper. Kemudian dilanjutkan dengan Agung di dalam mobil beserta beberapa rekannya yang berdarah darah. Kemungkinan besar mereka udah diserang duluan deh sama musuh. Dari goretan luka di mobil kayanya dicakar sama wolvrine ukuran gedhe deh. Disitu suasana tegang, ditambah dengan music yang mendukung serta gerakan kamera. Ya setidaknya dua hal itu membantu membangun atmosfir tegang. Tapi wait, ada yang mengganjal. Ketika kamera menjadi mode snipper kaya game game tembak tembak survival gitchu, sis nipper berada di sebelah kanan mobil, tapi pas dia nembak, tembakannya ada di kiri mobil. Entah aku yang terlalu kampungan buat tahu ada teknologi peluru memutar snipper atau emang Agung melakukan kesalahan di scene ini. Dilanjutkan ketika Agung akhirnya mengambil keputusan buat menyetir mobilnya. Dia melaju dengan cepat dan sis nipper ini ngikutin di belakangnya. Suasananya masih tegang. Musiknya juga mendukung. Ummm buat mak
Malam ini, aku berpikir banyak hal.. Ada yang berusaha mati matian untuk hidup, ada yang berusaha mati matian untuk mati. Ada yang menangis sekeras kerasnya untuk bahagia, ada yang tertawa sekeras kerasnya agar tidak sedih. Dunia ini lucu. Manusia itu lucu. Seseorang selalu bicara bahwa masalah yang dihadapinya adalah yang terberat, padahal, kami sama. Kami, manusia. Kami punya berat yang sama bagi kami. Manusia iri dengan manusia lain, padahal dia yang di irikan, juga mati matian menjadi orang lain. Kenapa sih susah sekali bersyukur? *** Ada suatu kisah, dari seorang laki laki yang bermimpi menjadi tentara. Ia lahir dari Rahim seorang perawat dan ayah seorang petani. Ibunya adalah visioner, walaupun sejatinya ia tidak tahu arti kata dari “visioner” sendiri, hahaha. Laki laki itu sekolah di SD sederhana di desanya. Menjadi nomer satu disana, dan masuk smp terbaik di kota. Waktu cepat kali berlalu, hingga saat ia sudah berhasil masuk SMA terbaik di Kot
Seperti sejuk yang merayap datang dari ujung jendela dan daun daun kering yang jatuh yang terhempas angin nafasku saat itu hanya engahan saja sayup sayup dibelai angin menapakkan kaki pada deru gelombang katanya damai itu omong kosong namun kutemukan damai di sini dan nadiku menari pelan gembira ia tersenyum memujiku beberapa camar ikut rayakan pesta kecil kecilan sunyi dan damai ternyata benar adanya, dalam pejaman mata yang khidmat. Dalam malam yang panjang. Sejujurnya saya menulis untuk mengeluarkan curhatan saya, terkadang saya berada dalam posisi terombang ambing di ombak yang aneh. Saya sendiri bingung, samudra mana yang saya terjangi saat ini. Seperti tanpa kompas, buta arah, dan bodoh atronomi, saya benar benar tersesat. Dan saat itulah kepala saya berputar bermain kata-kata, yang kadang kala menipu saya. Entah saya membuat sajak yang menceritakan cerita orang lain, atau saya membuat sajak tentang diri saya sendiri. Saya berada dalam amban
Comments
Post a Comment