Rampung

Untuk seseorang yang selalu menjadi inspirasiku, tokoh di balik puisi dan tulisanku, terima kasih. 



Abu-abu adalah warna kita
dari gulita diatas sepeda
Pertemuan yang sederhana
Malam memerah warna senja,
kau bilang demi lihat ku kau datang

Kau jerat perlahan, memeka
kemudian mendung pun ikut dukung kita
Kugores krayon dan kau mencari warna
Aku rasa kisah kita disetujui semesta


Sayang...
kisah ini ternyata permainan sangkala
Asing, hangat, dekap, cabut, siapa mereka?
Setengah windu kau beri jawabnya
Sayang... sakit...  apakah kau tak apa?
Akhir ceritaku adalah tutur kata

Ah, sayang, mengapa mendung ada di mata?
Dimana gelap yang tadinya jingga?

Sayang... sakit.. tapi tak apa
Cintaku mati pada malam sepertiga


Comments

Popular posts from this blog

REVIEW FILM PENDEK AGUNG HAPSAH : Agen Resep Rahasia

Aku Ingin Bersyukur,

Puisi dan Isi Kepala Saya