Aku bercerita tentang si Ndut

 Setiap kisah cinta ternyata punya bahasanya sendiri.

Pacarku, dia bukan seseorang yang cerewet sepertiku. Dia pendiam.

Dia tenang. Kamu tahu danau?

Aku melihatnya seperti danau. Di sekelilingnya burung burung yang menari bersama angin.

Dan dedaunan yang berdesis, yang warnanya dipantulkan danau itu, hijau.

Pacarku adalah pria yang lucu.

Kadang.

Selera tertawa kami tidak sama. Ia tertawa karena sebuah video game

Dan aku? Aku hanya bertanya padanya, “Emang itu maksudnya apa, Yang?”

Dia adalah yang terhangat dari yang paling hangat.

Aku menyukai pelukannya. Menyukai senyumnya.

Peluk dan senyumnya, dua duanya hangat. Ah, gila!

 

Malam, Ketika dia membisikkan bahwa dia mencintaiku tanpa aku minta

Karena sejujurnya dia jarang sekali bilang itu. Aku merasa terbang. Merasa terbaaanggg yang teramaatt tinggiiii…. Merasa menyentuh awan dan menuju alam semesta yang tidak ada batasnya.

Aku bertemu alien alien nakal yang menyetel music reggae, mereka menari bersamaku.

Melihat bumi yang kini bukan lagi planet biru. Bumi adalah planet merah muda!
Penemuan terbaru yang ditemukan oleh seorang gadis yang mabuk asmara, bumi bukan planet biru!

Salah!

 

Tentu saja kakek Einstein akan segera memukul kepalaku dengan tongkatnya. Atau jangan-jangan Einstein justru akan berdiri dan bertepuk tangan!! Sungguh cinta lebih rumit dari teori relativitas!

Begitu katanya.

 

Dan pagi, Ketika dia belum bangun tetapi wajahnya, wajah kantuknya, adalah wajah terseksi yang ingin kulihat setiap pagi. Pagii sayaanggg!! Seharusnya begitu, rutinitas kami, tapi dia tidak memperdulikan kata pagi. Ia lebih senang dengan halo. Menyapa, karena paginya bukan pagi bagiku. Menyebalkan.

 

Kemudian dia akan bercerita tentang kegiatannya setelah ia bangun. Ia akan kelas, ia akan main game, ia akan tidur lagi.

Sudah kuduga.

 

Pacarku adalah laki laki yang menyebalkan. Ia selalu diam Ketika aku marah. Padahal peluklah aku, dengah hangat dan senyummu, dipastikan sayang! dipastikan! 10 menit kemudian aku pasti sudah meleleh di kedua tanganmu.

Sayangku ini, pemalu, dia tidak pernah menggandengku. Tapi saat aku marah dan berkata. “Apasih aku ga pernah digandeng” tiba tiba 5 menit kemudian tangannya sudah ada di posisi siap untuk digandeng. Dan aku tertawa.

Ah, jadi, begini ya rasanya jatuh cinta?