Omong Kosong Jilid 1
Ada sebagian dari diriku yang
pernah hilang, larut, dan tenggelam, dalam sebuah lautan. Ketika kamu terombang
ambing dan mengapung mengikuti ombak, aku rasa kemungkinan selamat ada sangat
banyak. Namun, tidak, Ketika kamu jatuh dan menuju dasar lautan. Ketika yang
kamu lihat kanan kirimu adalah perairan yang terus melaju ke semakin dalam. Dunia
ini terasa melambat, terasa lama, terasa mencabik.
Dan aku pernah di sana, kawan. Aku
pernah.
Saat itu, aku pikir cahaya tak
akan lagi pernah aku rasakan. Hangat takkan pernah lagi dating dan memelukku.
Yang kuingat hanya, rasa takut, bingung, dan kemudian Bersatu menjadi
kehancuran.
Jika aku membuka mataku tidak ada
warna setitik pun, dan Ketika aku terpejam, aku takut, aku takkan pernah bisa
membukanya lagi.
Dan setiap waktu yang berjalan
terasa amat sangat menyakitkan. Kita berjalan pada jembatan yang menuju
kematian. Menuju kegelapan, dasar yang tak berujung.
Dan kehampaan langit adalah sama
dengan dirimu. Yang sepi, yang mati.
Saat itulah aku mencoba
menggerakkan kakiku. Yang terasa berat, sakit, memekakkan dada. Aku tidak
melihat apapun lagi selain rasa ingin hidup. Ingin Kembali, ingin melihat bahwa
nur, masih ada, bahwa tanah biasa aku terpijak masih terasa. Dan tanganku mendayung
keatas, seperti ikan kecil ikan kecil yang tau hendak diberi makan pemiliknya.
Waktu adalah omong kosong, karena
saat itulah kamu tidak pernah tau berapa lama dirimu mampu mencapai ujung.
Waktu adalah lagu kematian. Dan pada saat wajahku melihat permukaan, kamu
sadar, bahwa tenggelam adalah mimpi panjang yang amat buruk.
Dan aku hidup dalam ketidak pastina
ruang kosong. Saat aku sadar, bahwaa mimpiku adalah mimpi dari tidur panjangku
di sebuah ruang gelap yang aku bahkan tidak tahu Namanya.
Dan waktu adalah omong kosong,
karena saat itulah kamu tidak pernah tahu jam berapa ini, dan apakah ada esok
atau tidak. Waktu adalah asap api, saat yang kamu tau, sebentar atau detik ini
kamu akan berakhir. Tapi tidak.
Kamu tetap disana, tetap melihat
hitam dan mendengar suara pekikan minta tolong. Waktu? Aku tidak pernah tahu ap
aitu waktu? Seprti kejadian berulang, dengan tanpa sebuah perubahan dalam
dirimu. Rambutku tidak memutih, wajahku tidak keriput, tanganku tidak tremor. Aku
tetap, tapi aku merasa berjalan?
Dan sebuah mimpi buruk ini
berakhir pada saat kamu sadar bahwa aku tidak tahu aku menulis tentang apa?
Comments
Post a Comment